Renungan harian 13 November 2013 -Hendaklah kita tidak pernah lupa bahwa segala hal baik telah Tuhan karuniakan dalam hidup kita

Rabu, 13 November 2013
Pekan Biasa XXXII (H)
St. Stanislaus Kostka; St. Didakus; Sta. Fransiska Xaveria Cabrini; St. Aloisius Versiglia dan St. Callistus Caravario; B. Engenius Bossilkov Bacaan I: Keb. 6:1–11
Mazmur: 82:3–4.6–7; R:8a
Bacaan Injil: Luk. 17:11–19

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: ”Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Lalu Ia memandang mereka dan berkata: ”Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: ”Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu: ”Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Renungan
Penyakit kusta pada zaman itu dipandang sebagai penyakit yang paling mengerikan. Ketika seseorang mengalami sakit kusta, ia dianggap sebagai pendosa berat sehingga Tuhan menghukum dirinya dengan kulit yang sedemikian buruk dan memalukan. Maka, secara sosial, orang kusta pun seperti mendapatkan sangsi sosial sehingga tidak diperkenankan hidup bersama manusia normal lainnya. Mereka terasing dari Tuhan dan sesamanya.

Maka, betapa bergembiranya kesepuluh orang kusta dalam perikop hari ini, ketika mereka disembuhkan oleh Yesus secara ajaib. Normalnya, mereka pasti datang dan berterima kasih kepada Yesus yang telah membebaskan mereka dari penderitaan tersebut. Persoalannya, dari kesepuluh orang kusta tersebut hanya satu orang yang tahu terima kasih. Kesembilan lainnya pergi entah ke mana dan tidak berterima kasih kepada Yesus.

Ada banyak sikap kita, kadangkala menyerupai kesembilan orang yang tidak tahu terima kasih itu. Saat kita sakit dan menderita, kita memelas sedemikian rupa di hadapan Tuhan mohon pembebasan, namun ketika semuanya bisa dilalui dan hidup terasa baik, kita seakan lupa untuk berterima kasih kepada Tuhan. Hendaklah kita tidak pernah lupa bahwa segala hal baik telah Tuhan karuniakan dalam hidup kita. Tugas kita adalah bersyukur kepada-Nya.

Tuhan, ajarilah aku untuk selalu bersyukur atas karunia hidup yang telah aku terima. Buatlah aku sadar bahwa setiap saat Engkau selalu menjaga dan melindungi aku. Amin. Sumber: Ziarah Batin 2013