Evangelarium, bait pengantar dan Bacaan Injil

injil

EVANGELIARIUM.

BAIT  PENGANTAR  DAN  BACAAN INJIL.

 

Bait Pengantar Injil adalah semacam sisipan satu bait kutipan Kitab Suci yang dibawakan sebelum pembacaan Injil. Isi bait biasanya berkaitan dengan bacaan Injilnya.

Diluar masa Prapaskah dinyanyikan “Alleluia”, yang berarti “pujilah Allah” (Ibrani). Dalam masa Prapaskah dipakai “Terpujilah, Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal!”

PUMR 62C menyatakan: Jika “Alleluya / Terpujilah” tidak dinyanyikan, sebaiknya tidak dibacakan, alias ditiadakan saja.

Biasanya jemaat diajak berdiri oleh solis atau pemazmur yang memimpin. Solis menyanyikan sendirian dulu ulangannya, lalu jemaat menirukan. Setelah itu ia menyanyikan bait yang tersedia, kemudian jemaat mengulangi lagi bagian ulangannya.

Ini bukan tugas imam, karena imam mempersiapkan pembacaan: mengisi dupa dan memberkati diakon (bila ada), dan bila imam sendiri yang membawakannya, ia akan mempersiapkan diri.

Kehadiran Kristus secara khusus dinyatakan dalam pembacaan Injil.  Dalam bentuk simbolis pesan ilahi mau dinyatakan secara publik, resmi dan agung. Maka, ada suatu ritus yang mendahului Bacaan Injil.

Ritus ini disebut Ritus Perarakan Buku Bacaan Injil.

Istilah latin untuk Buku Bacaan Injil ialah Evangeliarium, yaitu suatu buku khusus yang berisi bacaan-bacaan dari Injil dan berfungsi sebagai buku liturgis.

Bacaan-bacaan itu sudah dipilih dan diedit untuk keperluan Liturgi Sabda, sesuai dengan Tata Bacaan Misa. Biasanya, Kitab Injil itu berhias dan tampak anggun, karena Buku ini juga merupakan simbol Kristus yang hadir dalam perayaan liturgi.

Lectionarium adalah Buku Bacaan Misa yang berupa kumpulan bacaan-bacaan liturgis untuk Perayaan Ekaristi, termasuk Injilnya juga.

Jadi, yang diarak bukan Lectionarium tetapi Evangeliarium dalam prosesi masuk pada Ritus Pembuka.

Dalam perarakan masuk, sambil membawa Kitab Injil (Evangeliarium) yang sedikit diangkat, diakon ( bukan prodiakon) berjalan di depan imam atau di sampingnya.

Setibanya di depan altar, diakon langsung menempatkan Evangeliarium di tempatnya, sesudah itu ia bersama imam                 mencium altar.

Kalau dalam perayaan Ekaristi dipakai dupa, waktu bait pengantar Injil dilagukan, diakon membantu imam mengisi pendupaan. Kemudian ia membungkuk khidmat di depan imam dan meminta berkat , sesudah itu diakon membungkuk mengambil Kitab Injil yang sedikit diangkat. Para putra altar yang membawa pendupaan serta lilin berjalan di depan diakon.

Sesampainya di mimbar, diakon sambil membuka tangan, memberi salam kepada umat untuk mewartakan Injil.

Setelah selesai mewartakan Injil, diakon membawa Kitab Injil ke tempat lain yang telah disediakan yang anggun dan serasi.                       (bukan di altar) .

Sumber : PUMR.