Renungan harian 10 November 2013- Tentang apa yang terjadi setelah kita mati.

Minggu, 10 November 2013
Pekan Biasa XXXII (H)

St. Leo Agung, PausPujG.
St. Andreas Avelino

Bacaan I: 2Mak. 7:1–2.9–14
Mazmur: 17:1.5–6.8b.15; R:15b
Bacaan II: 2Tes. 2:16–3:5
Bacaan Injil: Luk. 20:27–38 (Luk. 20:27.34–38)

Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: ”Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya ma­sih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan istrinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka: ”Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”

Renungan
Persoalan tentang apa yang terjadi setelah kita mati merupakan pertanyaan abadi sepanjang zaman yang selalu ditanyakan oleh manusia. Kecenderungan manusia adalah menggambarkan kehidupan yang akan datang dengan kacamata manusiawi yang kita miliki sekarang. Kita berpikir bahwa setelah kita mengalami kebangkitan, kita akan ”makan-makan” dalam perjamuan pesta besar, kita memiliki rumah mewah yang indah, dan kita akan berjumpa lagi dengan pasangan hidup kita.

Akan tetapi, Yesus dalam perbincangan-Nya dengan orang Saduki yang tidak percaya tentang kebangkitan mempertegas bahwa di Surga nanti kita akan terbang seperti malaikat. Pada saat itulah kita tidak lagi membutuhkan hal-hal seperti yang kita butuhkan selama di dunia ini. Rasul Paulus sendiri mempertegas bahwa tubuh kita yang fana ini akan diubah secara radikal dan kita akan menggunakan tubuh yang tidak dapat mati.

Ketika kita percaya akan adanya kehidupan setelah kita mati nanti, sudah sepantasnya, kita sejak saat ini mempersiapkan dengan baik agar kita pada saatnya boleh segera menerima anugerah kebahagiaan abadi itu. Jangan pernah menyia-nyiakan hidup kita di dunia ini. Gunakan sebaik mungkin setiap kesempatan untuk memperoleh harta surgawi nantinya.

Doa: Tuhan, ajarilah aku untuk mengisi hari-hari hidupku agar pantas nantinya menerima anugerah kebahagiaan abadi bersama Engkau di Surga. Amin.

Sumber : Ziarah Batin 2013