Renungan harian 9 November 2013- Kesucian bait Allah

Sabtu, 9 November 2013
Pekan Biasa XXXI
Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran (P);
St. Teodorus Tiro
Bacaan I : Yeh. 47:1–2.8–9.12
Mazmur : 46:1–3.5–6.8–9; R:5
Bacaan II : 1Kor. 3:9b–11.16–17
Bacaan Injil : Yoh. 2:13–22

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: ”Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: ”Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: ”Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: ”Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: ”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

Renungan
Beberapa tahun yang lalu, di sebuah paroki terjadi suatu peristiwa yang tidak nyaman terdengar. Ada perebutan tempat berjualan atau kantin di Gereja tersebut. Ternyata Gereja pun sudah menjadi tempat yang dianggap ”ladang basah” untuk mencari keuntungan material.

Pada hari ini kita mendengar kisah tentang Yesus yang mengamuk di Bait Allah karena tempat suci itu telah dijadikan ajang untuk berdagang. Menurut beberapa ahli Kitab Suci, penyebab utama kemarahan Yesus adalah karena para pedagang itu menjual dengan harga yang sangat mahal dengan alasan hewan atau ternak itu digunakan untuk persembahan kepada Allah. Hal ini tentu saja semakin mempersulit orang-orang miskin yang juga ingin mempersembahkan kurban kepada Allah.

Gereja pada hakikatnya adalah suatu persekutuan umat Allah yang berkumpul bersama untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Seluruh aktivitas Gereja diarahkan hanya pada tujuan mulia tersebut, dan bukan yang lain. Pada Pesta Pemberkatan Basilika Lateran ini kita diajak untuk semakin memurnikan motivasi kita datang ke Bait Allah dan semakin meningkatkan kerinduan kita datang ke Bait-Nya. Seperti sebuah lagu rohani: ”lebih baik 1 hari di pelataran-Mu… daripada 1000 hari di tempat lain… memuji-Mu… menyembah-Mu… Kau Allah yang hidup… dan menikmati semua kemurahan-Mu”

Doa: Tuhan, pupuklah iman dan cintaku kepada-Mu untuk selalu rindu datang kepada-Mu dan bersama umat-Mu yang lain memuji dan memuliakan nama-Mu. Amin.

***