Renungan harian 9 Desember 2013 – “Hai saudara, dosamu sudah diampuni.”

HARI SENIN 9 Desember 2013
ADVEN II
Yohanes dr Damsyik,
Bernardus Maria Silvestrelli
Yes. 35:1-10;
Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14;
Luk. 5:17-26

Bacaan Injil : Luk. 5:17–26

Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.

Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.

Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus.

Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: “Hai saudara, dosamu sudah diampuni.”

Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: “Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?”

Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?

Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah?Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:”Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.

Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: “Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan.

Renungan
Jika kita terus berjalan sekian lama, kaki kita akan terasa pegal. Jika kita mengangkat barang berat sekian lama, tangan kita akan terasa lesu. Kesungguhan Tuhan untuk membantu kita dinyatakan secara simbolis dengan membuat tangan lesu kita kembali kuat, dan lutut kita tidak goyah lagi. Tidak hanya itu, orang lumpuh pun akan bisa melompat seperti rusa, dan mata air memancar di pandang gurun. Kedatangan Tuhan akan membuat kita kembali terkejut bahwa ternyata bagi kita masih ada harapan.
Keberanian untuk berharap memang kita butuhkan. Pertobatan kita hanya bisa berdasar pada sebuah harapan. Bukan dosa yang menjadi pusat perhatian kita, melainkan kesetiaan cinta Tuhan. Yang semula tidak mungkin pun akan menjadi mungkin. Mengusung orang sakit ke atap dan menurunkannya dari sana ke dalam rumah pun menjadi mungkin. Dengan kekuatan sendiri itu semua tidak mungkin. Tuhan ingin meyakinkan kita untuk bangkit dan mengangkat tilam kita serta berjalan normal kembali.
Yesus, Engkau sendiri datang menyelamatkanku. Aku percaya akan kesetiaan-Mu. Bantulah aku untuk bangkit dan kembali berjalan dalam kekuatan-Mu. Amin.

Sumber : Ziarah batin 2011