Renungan harian 19 November 2013-Pertobatan

Selasa, 19 November 2013
Pekan Biasa XXXIII (H)
Sta. Mechtildis; Sta. Agnes dr Assisi;
St. Rafael dr Yosef Kalinowski
Bacaan I: 2Mak. 6:18–31
Mazmur: 4:2–3,4–5,6–7; 6b
Bacaan Injil: Luk. 19:1–10

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: ”Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: ”Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: ”Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: ”Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Renungan
Kembali hari ini kita mendengar cerita tentang Zakheus. Mari kita merenungkan tentang pertobatan. Ada dugaan sementara bahwa semangat untuk memohon rahmat Sakramen Tobat di tengah umat Katolik dewasa ini agak menurun. Tentu saja kita harus melakukan survey untuk memastikan hal ini. Namun, setidaknya itulah yang sepintas lalu dirasakan. Orang Katolik lebih suka berziarah, bernovena, beradorasi dan devosi-devosi yang lain, yang menjanjikan pengabulan atas doa dan harapan.

Tentu kalau kerinduan memohon Sakramen Tobat menurun, kedua belah pihak harus berefleksi. Gereja dan para imam harus berefleksi apakah para imam sudah bertekun dengan setia menyediakan waktu dan dirinya untuk selalu siap menerima pengakuan dosa di bilik-bilik pengakuan dosa? Apakah kehadiran para imam sudah menghadirkan wajah kasih Allah sehingga umat selalu melihat kebapaan yang maha pengampuan terpancar dari hidup pribadi para imam? Tentu hal ini juga menjadi suatu problem yang tidak mudah.

Di samping itu, dari pihak umat atau kita yang memohon pengampunan dosa, juga harus berefleksi. Banyak dari kita tidak siap untuk bertobat karena kita belum mau melepaskan kenik matan yang ditawarkan dosa-dosa lama kita. Lalu kita mulai mencari-cari alasan untuk menghindari pertobatan.

Mari kita teladani Zakheus, yang walaupun begitu berat dan memalukan dosanya, ia tetap mau datang kepada Yesus dan melakukan suatu pertobatan yang sempurna.

Tuhan, ajarilah aku untuk berani meninggalkan cara hidupku yang lama dan pergi mengikuti Engkau. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2013